Pemerintah Kota Surakarta memanfaatkan lahan bekas Pondok Persada Jurug Jebres. Di lahan seluas 72.000-an meter persegi itu, satu investor menyatakan kesiapannya untuk membangun wahana permainan air senilai Rp60 miliar.
Kepala Badan Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPPKAD) Kota Surakarta Drs. Yosca Herman Soedrajat, MM mengatakan ground breaking waterboom itu dilakukan Agustus mendatang.
“Beberapa waktu lalu kami mengundang empat investor. Dua di antaranya tertarik, tapi yang satu sudah hampir closing. Pekan depan, mereka akan presentasi lagi. Awalnya, nilai investasinya Rp30 miliar, namun setelah melihat lapangan dan mengetahui potensinya, mereka berinisiatif menaikkan nilainya dua kali lipat.
Herman, sapaan akrabnya, mengatakan investasi waterboom tersebut dipercepat dengan skema kerja sama pemanfaatan. Skema kerja sama tersebut tetap menggunakan sistem lelang. Pemkot memberikan jangka waktu kontrak selama 30 tahun dengan sistem bagi hasil. Selain itu, pemkot mendapatkan kontribusi tetap dan pajak lainnya dari investor.
“Harapan kami, investasi tersebut juga bisa menyerap tenaga kerja, berpotensi meningkatkan nilai tawar kawasan, dan kenaikan harga lahan di sekitarnya. Perkiraan break event point (BEP/balik modal) diperkirakan setelah 13 tahun. Tapi pada tahun pertama, mereka berani memberi kontribusi, tahun kedua bagi hasil. Jika ditotal, rata-rata pemasukan minimal Rp750 juta per tahun, naik sesuai inflasi,” ungkap Herman.
Investor yang akan menggarap waterboom tersebut, sambungnya, memiliki pengalaman mengelola wahana serupa di lima lokasi. Di antaranya, di Jakarta, Bogor, dan Bekasi. Jika rencana investasi terwujud, bukan tidak mungkin wahana wisata air di belakang Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) itu menjadi taman air terlengkap se-Jawa Tengah.